LUBUKLINGGAU-Naas dialami Fiky (5), warga RT 05 Kelurahan Lubuklinggau Ulu, Kecamatan Lubuklinggau Barat I. Buah hati dari pasangan Ican Putih dan Lis ini tewas setelah tenggelam di Sungai Kelingi.
Peristiwa yang menghebohkan warga itu terjadi Selasa (8/2) sekitar pukul 16.30 WIB, di Sungai Kelingi Kelurahan Lubuklinggau Ulu.
Kejadian dialami cucu dari alamrhum Ketib Sihab ini berawal saat korban sedang asik bermain masak – masakan bersama kedua temannya Baim dan Rio di Sungai Kelingi tepatnya rumahnya. Tiba-tiba kaki korban terpeleset hingga hanyut ke arus sungai.
Melihat Fiky tenggelam, teman–temannya berlari ke atas seraya memanggil Edi dan Iwan.
Namun korban tetap terbawa arus sungai hingga lebih kurang 200 meter tepatnya ke tepian aliran sungai Kelingi lorong sepakat. Edi dan Iwan bersama warga lainnya yang menelusuri sungai, akhirnya menemukan korban dengan kondisi terlengkup.
Korban dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) dr Sobirin Mura dengan kondisi badan membiru dan perut mengembung. Namun dipertengahan jalan, warga yakin Fiky sudah meninggal dunia maka putar arah ke rumah duka.
”Kami sudah berupaya memberikan pertolongan pertama tapi Fiky tidak terselamatkan,” ungkap Edi kepada wartawan koran ini.
Menurut Edi, ketiganya tidak bisa renang. Jadi teman –temanya tidak bisa menyelamatkan korban. Sementara suasana di rumah duka, keluarga almarhum Ketib Sihab menangis histeris kehilangan kerabat. “Ibunda Fiky, Lis berada di Bali dan akan pulang setelah mendengar anaknya meninggal,” pungkasnya. (Mg01)
Peristiwa yang menghebohkan warga itu terjadi Selasa (8/2) sekitar pukul 16.30 WIB, di Sungai Kelingi Kelurahan Lubuklinggau Ulu.
Kejadian dialami cucu dari alamrhum Ketib Sihab ini berawal saat korban sedang asik bermain masak – masakan bersama kedua temannya Baim dan Rio di Sungai Kelingi tepatnya rumahnya. Tiba-tiba kaki korban terpeleset hingga hanyut ke arus sungai.
Melihat Fiky tenggelam, teman–temannya berlari ke atas seraya memanggil Edi dan Iwan.
Namun korban tetap terbawa arus sungai hingga lebih kurang 200 meter tepatnya ke tepian aliran sungai Kelingi lorong sepakat. Edi dan Iwan bersama warga lainnya yang menelusuri sungai, akhirnya menemukan korban dengan kondisi terlengkup.
Korban dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) dr Sobirin Mura dengan kondisi badan membiru dan perut mengembung. Namun dipertengahan jalan, warga yakin Fiky sudah meninggal dunia maka putar arah ke rumah duka.
”Kami sudah berupaya memberikan pertolongan pertama tapi Fiky tidak terselamatkan,” ungkap Edi kepada wartawan koran ini.
Menurut Edi, ketiganya tidak bisa renang. Jadi teman –temanya tidak bisa menyelamatkan korban. Sementara suasana di rumah duka, keluarga almarhum Ketib Sihab menangis histeris kehilangan kerabat. “Ibunda Fiky, Lis berada di Bali dan akan pulang setelah mendengar anaknya meninggal,” pungkasnya. (Mg01)
0 komentar