LUBUKLINGGAU-Dk, warga Perumnas Nikan Kelurahan Nikan Jaya dilaporkan ke Mapolres Lubuklinggau, Rabu (2/2). Dia diduga menipu Mulyati (62) bisa membantu anak korban, Maizar lulus CPNS Kabupaten Mura dengan membayar Rp 70 juta. Namun ternyata tidak lulus dan uangnya tidak dikembalikan.
Peristiwa dialami warga Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit ini terjadi Jumat, 10 Desember 2010 sekitar pukul 10.00 WIB di Perumnas Niken Kelurahan Niken Jaya, Kecamatan Lubuklinggau Timur I.
Dalam laporan ke polisi, Mulyati mengaku menerima telpon dari Dk lalu ia menemui Lurah Muara Rupit, Zainal Abidin. Setelah bertemu dan bicara, Mulyati bersama Zainal Abidin, Ama Mukhlis, Syafarudin, Muhammad Syah, dari Muara Rupit menuju ke Lubuklinggau yaitu ke rumah Dk.
Sampai di rumah Dk, Mulyati Cs menanyakan apakah dapat membantu anaknya , Maizar Eka Syahputra untuk dapat masuk menjadi PNS Kabupaten Mura. Lalu dijawab Dk bahwa ia bisa membantu dengan alasan bahwa ia adalah kakak dari pejabat Pemkab Mura. Selanjutnya Mulyati Cs mengatakan hanya sanggup membayar Rp 40 juta.
Kemudian Dk kembali menjawab tidak mungkin lulusan sarjana dibawah Rp 100 juta. Lantaran tidak ada titik temu, Zainal Abdin menengahi dengan menawarkan Rp 60 juta. Akhirnya Dk memutuskan Rp 70 juta dan disepakati Mulyati Cs.
Selanjutnya Mulyati Cs pergi menuju ke Bank BRI Cabang Lubuklinggau untuk mengambil uang Rp 70 juta. Usai mengambil uang, mereka kembali menuju ke rumah Dk dan menyerahkan uang tersebut dalam bungkusan plastik hitam kepada Dk yang saksikan Zianal Abidin, Ama Muklis, Syafarudin dan A Muhammad Syah. Uang itu oleh Dk diserahkan kepada isterinya. Mulyati cs pun pulang.
Saat pengumuman CPNS Kabupaten Mura, ternyata Maizar Eka Syahputra tidak lulus. Mulyati cs menemui Dk di rumah untuk meminta uangnya kembali. Namun Dk mengaku menyerahkan uang tersebut kepada seseorang dan Dk hanya menerima Rp 5 juta. Merasa dirugikan, Mulyati melapor ke Mapolres Lubuklinggau.
Kapolres Lubuklinggau, AKBP Takwil Ichsan melalui Kasat Reskrim, AKP Jonson Nadapdap membenarkan menerima laporan tersebut. “Kami masih melakukan penyelidikan dan memintai keterangan saksi-saksi,” kata Jonson.
Namun sayangnya, terlapor Dk belum berhasil dihubungi karena Hpnya aktif namun tidak diangkat, meski ditelpon berkali-kali. (01)
Peristiwa dialami warga Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit ini terjadi Jumat, 10 Desember 2010 sekitar pukul 10.00 WIB di Perumnas Niken Kelurahan Niken Jaya, Kecamatan Lubuklinggau Timur I.
Dalam laporan ke polisi, Mulyati mengaku menerima telpon dari Dk lalu ia menemui Lurah Muara Rupit, Zainal Abidin. Setelah bertemu dan bicara, Mulyati bersama Zainal Abidin, Ama Mukhlis, Syafarudin, Muhammad Syah, dari Muara Rupit menuju ke Lubuklinggau yaitu ke rumah Dk.
Sampai di rumah Dk, Mulyati Cs menanyakan apakah dapat membantu anaknya , Maizar Eka Syahputra untuk dapat masuk menjadi PNS Kabupaten Mura. Lalu dijawab Dk bahwa ia bisa membantu dengan alasan bahwa ia adalah kakak dari pejabat Pemkab Mura. Selanjutnya Mulyati Cs mengatakan hanya sanggup membayar Rp 40 juta.
Kemudian Dk kembali menjawab tidak mungkin lulusan sarjana dibawah Rp 100 juta. Lantaran tidak ada titik temu, Zainal Abdin menengahi dengan menawarkan Rp 60 juta. Akhirnya Dk memutuskan Rp 70 juta dan disepakati Mulyati Cs.
Selanjutnya Mulyati Cs pergi menuju ke Bank BRI Cabang Lubuklinggau untuk mengambil uang Rp 70 juta. Usai mengambil uang, mereka kembali menuju ke rumah Dk dan menyerahkan uang tersebut dalam bungkusan plastik hitam kepada Dk yang saksikan Zianal Abidin, Ama Muklis, Syafarudin dan A Muhammad Syah. Uang itu oleh Dk diserahkan kepada isterinya. Mulyati cs pun pulang.
Saat pengumuman CPNS Kabupaten Mura, ternyata Maizar Eka Syahputra tidak lulus. Mulyati cs menemui Dk di rumah untuk meminta uangnya kembali. Namun Dk mengaku menyerahkan uang tersebut kepada seseorang dan Dk hanya menerima Rp 5 juta. Merasa dirugikan, Mulyati melapor ke Mapolres Lubuklinggau.
Kapolres Lubuklinggau, AKBP Takwil Ichsan melalui Kasat Reskrim, AKP Jonson Nadapdap membenarkan menerima laporan tersebut. “Kami masih melakukan penyelidikan dan memintai keterangan saksi-saksi,” kata Jonson.
Namun sayangnya, terlapor Dk belum berhasil dihubungi karena Hpnya aktif namun tidak diangkat, meski ditelpon berkali-kali. (01)
0 komentar